Loading...

Keterbatasan Menjadi Tekad Ustadz Hari Untuk Berbagi Manfaat Melalu Mengajar Mengaji

Image

Posted By : Rahayu Saputro

Date : 03 May 2024

 

“Mungkin bagi orang-orang biasa dalam kondisi seperti saya, yang hanya bisa mengandalkan satu mata atau satu penglihatan saja mungkin kendala. Penglihatan yang tidak banyak ini saya harus gunakan. Bagaimana caranya supaya penglihatan saya ini bisa bermanfaat untuk orang lain.” diungkapkan Ustadz Hari dengan penuh syukur.

Ustadz Hari merupakan guru ngaji yang memiliki kondisi mata dengan gangguan penglihatan atau low vision. 

 

“Alhamdulillah, saya adalah salah satu pilihan Allah yang Kekurangan dalam penglihatan jadi dari kecil saraf mata saya ini rusak. Jadi bukan matanya yang bermasalah, tapi saraf matanya rusak. Waktu itu sudah ikhtiar ke dokter untuk pakai kacamata, ikhtiar untuk dioperasi, ikhtiar untuk donor mata itu tidak bisa, karena memang yang rusak sarafnya. Jadi saraf mata saya rusak, sehingga yang berfungsi sedikit, bukan berfungsi penuh seperti orang-orang normal.” tuturnya.

 

Sudah 19 tahun Ia menjalankan kesehariannya dengan mengajar mengaji. Kondisi yang dialami justru menguatkan tekadnya untuk bisa bermanfaat dengan berbagi ilmu.

Anak-anak dari usia SD hingga SMP belajar dengan semangat, mulai dari mengaji Al Qur'an, Hafalan Surah Pendek dan Doa Harian, hingga Menulis bahasa arab. Hampir 100 anak yang belajar mengaji bersamanya dengan dibagi 3 sesi setiap hari. Karena tidak mungkin diadakan di tempat tinggalnya berupa kontrakan kecil, Ustadz diizinkan mengajar ngaji di teras belakang rumah tetangganya.

Melalui program Layanan Mustahik, Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa memberikan kado apresiasi untuk Ustadz Hari berupa laptop bertepatan di Hari Pendidikan Nasional, Kamis (2/5/24). Laptop ini merupakan sarana mengajar yang dibutuhkannya untuk pengembangan pengajaran.

 

“Seperti mimpi rasanya, seperti mimpi karena selama ini, Ini (Laptop) adalah yang selama ini kami minta sama Allah, tapi memang kami belum mampu untuk membelinya. Mudah-mudahan dengan laptop ini nanti kegiatan mengaji kami bisa lebih berkembang lagi. Kami bisa membuat sketsa mewarnai untuk anak-anak, untuk bisa membuat soal yang lebih baik lagi daripada tulisan tangan, bisa membuat flayer-flayer motivasi untuk orang tua murid, bisa menginput data anak-anak dengan baik sehingga tidak tercecer, dan banyak lagi insyaallah.” ungkapnya penuh syukur.


“Bagaimanapun kondisi saya, bagaimanapun kekurangan yang saya miliki. Saya ingin terus mengajar ngaji sampai akhir hayat saya. Maka doakan semoga penglihat dan yang sedikit. dan semoga dakwah-dakwah yang saya jalankan selama ini selalu mendapatkan Ridho dari Allah subhanahu wa ta'ala” harapannya.

Iya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada para muzakki yang sudah menyalurkan zakatnya melakui Dompet Dhuafa. “Syukron wa jazakumullah Khair orang-orang baik pilihan Allah yang sudah mewujudkan impian kami hari ini. Semoga Allah mudahkan setiap urusannya seperti urusan yang sudah dimudahkan untuk kami. Dan semoga Allah lipatkan dan rezekinya dan Semoga Allah membalas dengan Barokah kebaikannya Amin ya robbal alamin” doanya.

 

Mustaki selaku Manager Program LPM Dompet dilain tempat menjelaskan dukungan untuk para guru ngaji dalam kategori fisabilillah selalu kita hadirkan dukungan. “Mereka merupakan orang-orang yang berjasa dalam pendidikan dan dakwah. Sepatutnya kita selalu menjaga kepedulian untuk kondisi para guru ngaji dimanapun berada.” pungkasnya.(LPM/Ray)



 

-
-
207

Komentar